Kamis, 27 Juni 2013

Hujan Senja

Menatap memar dibalik jendela sepi
pada rindu yang dibawa hujan
entah kemana harus berteduh
hanya atap-atap rapuh dedaunan melambaikan sapa
Adakah sendiri menanti tawa untuk disimpan
berpayung dengan kokohnya hati
yang serba tak pasti

Dalam dingin... dalam sunyi
menghitung setiap rintik jatuhnya
berapa lama waktu yang harus dihimpun
untuk sekedar mampu
melekungkan pelangi di bibir senja

tak perlu menafyikan yang ada
biar pelangi tetap indah karena berbeda
lalu bersama
kita tetap tertawa

dalam guyuran hujan dan juga derasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar